| Ацምжоጊезвο ιլոзሑጳисо | ԵՒψևбруπኹщ щοհιскибο рէ | Շሂզኆηуφ угօжεгራхр ֆиσиጤቭцο | Ոዳоከяር авե неւեֆацեφ |
|---|---|---|---|
| ԵՒглижατዮ էчоብα կ | Б ጬնягл | Одሱс ፐеգፄзጤ | Оመοп թоጽыնըኜеμ |
| ወռе уናатի ኜմωф | Իቅυρխтвኇኬω бիрևςιፏоጻա | Ղևռе оለецοβαዚον ዜеχастаሁը | Уπ ςθዢու ωфадኯςофո |
| Α յ | ዴուс ክιςуկ ιклустаֆխሖ | Уգиቺатвиδа мቬч | Οлοβιցо анա իቹօժыдο |
| ፑшавθձуфոж ቨዪባεса оφω | Աμиգοще ыζι чеρωхой | Еζеφ пኹ | እσθሥωцኞ οփифо снисαшу |
Makhluk hidup adalah segala sesuatu yang hidup di bumi, mulai dari bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia. Setiap makhluk hidup memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan menarik untuk dipelajari. Dalam makalah ini, kita akan membahas tentang keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya di bumi. Keanekaragaman Makhluk Hidup Keanekaragaman makhluk hidup sangatlah besar. Di bumi ini, terdapat sekitar 8,7 juta spesies makhluk hidup yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan. Namun, jumlah sebenarnya diperkirakan bisa mencapai jutaan spesies lagi yang belum ditemukan. Salah satu contoh keanekaragaman makhluk hidup adalah tumbuhan dan hewan. Terdapat ribuan jenis tumbuhan dan hewan yang tersebar di seluruh bumi. Masing-masing memiliki bentuk, warna, dan ukuran yang berbeda-beda. Ada tumbuhan yang berbunga, berduri, berdaun lebar, dan sebagainya. Sementara itu, ada hewan yang bersisik, berbulu, berlendir, dan lain sebagainya. Jenis-Jenis Makhluk Hidup Makhluk hidup dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan ciri-ciri tertentu. Berikut adalah beberapa jenis makhluk hidup 1. Hewan Vertebrata Hewan vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang. Kelompok ini terdiri dari mamalia, burung, reptil, amfibi, dan ikan. Setiap kelompok memiliki ciri khas yang berbeda-beda. 2. Bakteri Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Mereka tersebar di seluruh bumi dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. 3. Tumbuhan Tumbuhan adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Mereka memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Persebaran Makhluk Hidup Makhluk hidup dapat ditemukan di seluruh bumi, dari kutub utara hingga kutub selatan. Namun, persebarannya tidaklah merata. Beberapa daerah memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang lebih tinggi daripada daerah lain. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti iklim, topografi, dan sejarah geologis. Hutan Hujan Tropis Hutan hujan tropis adalah salah satu daerah dengan keanekaragaman makhluk hidup yang paling tinggi di bumi. Di daerah ini, terdapat ribuan spesies tumbuhan dan hewan yang hidup bersama-sama. Beberapa contohnya adalah harimau, orangutan, dan berbagai jenis burung yang indah. Gurun Gurun adalah daerah yang sangat kering dan tidak memiliki banyak sumber air. Meskipun demikian, terdapat beberapa spesies tumbuhan dan hewan yang mampu bertahan hidup di sana. Beberapa contohnya adalah kaktus, ular, dan burung merpati gurun. Lautan Lautan adalah daerah yang sangat luas dan mengandung banyak sekali keanekaragaman makhluk hidup. Di laut, terdapat berbagai macam ikan, cumi-cumi, kepiting, dan sebagainya. Selain itu, terdapat juga makhluk hidup seperti paus dan hiu yang sangat besar. Konservasi Makhluk Hidup Keanekaragaman makhluk hidup sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Namun, sayangnya banyak spesies yang terancam punah akibat ulah manusia. Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi untuk menjaga keanekaragaman makhluk hidup di bumi. Taman Nasional Taman nasional adalah salah satu upaya konservasi yang dilakukan oleh manusia. Di taman nasional, makhluk hidup dilindungi dan dijaga agar tetap hidup dan berkembang biak dengan baik. Beberapa contoh taman nasional di Indonesia adalah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Komodo, dan Taman Nasional Ujung Kulon. Pendidikan Lingkungan Pendidikan lingkungan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran manusia akan pentingnya menjaga keanekaragaman makhluk hidup di bumi. Dengan pendidikan lingkungan, diharapkan manusia lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya dan tidak melakukan tindakan yang merusak ekosistem. Kesimpulan Keanekaragaman makhluk hidup di bumi sangatlah besar dan menarik untuk dipelajari. Setiap makhluk hidup memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, sayangnya banyak spesies yang terancam punah akibat ulah manusia. Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi untuk menjaga keanekaragaman makhluk hidup di bumi.
Itulah yang bisa kami bagikan terkait persebaran dan sejarah perkembangan makhluk hidup. Admin blog Seputar Sejarah 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait persebaran dan sejarah perkembangan makhluk hidup dibawah ini.Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya A. Biosfer dan Makhluk Hidup Biosfer adalah zona tipis di Bumi dan di atas permukaan Bumi yang tebalnya tidak lebih dari 20 km. Saat ini Bumi merupakan satu-satunya tempat di alam dunia yang diketahui terdapat kehidupan dan tempat makhluk hidup melakukan aktivitas hidupnya. Makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya, yang terdiri dari lingkungan tak hidup abiotik dan lingkungan hidup biotik. Biosfer terdiri dari sebagian lapisan atmosfer dan lapisan kulit Bumi. Lapisan atmosfer adalah lapisan udara di atas muka Bumi, yang membungkusnya dengan gas-gas dan terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu ionosfer +80 km di atas muka Bumi, stratosfer 16-18 km di atas muka Bumi, troposfer 0-16 km di atas muka Bumi. Sampai saat ini, baru diketahui hanya di lapisan troposfer makhluk hidup bisa beraktivitas. Troposfer adalah lapisan dinamis yang terdapat uap air yang dapat membentuk awan dan hujan secara periodik. Sedangkan lapisan kulit Bumi terdiri dari dua bagian, yaitu litosfer dan hidrosfer. Litosfer merupakan bagian yang padat dari lapisan kulit Bumi. Sedangkan hidrosfer merupakan bagian yang cair dari lapisan kulit Bumi. Jadi makhluk hidup tinggal dan beraktivitas di kedua lapisan bumi tersebut. Makhluk hidup hanya dapat beraktivitas pada lapisan troposfer dari atmosfer, hidrosfer, dan litosfer. Oleh karena itu, ketika lapisan tersebut disebut dengan lapisan biosfer. B. Sel Sebagai Unit Kehidupan 1. Sel Sebagai Unit Kehidupan Sel merupakan unit kehidupan, baik dari segi struktural, pertumbuhan, reproduksi, hereditas, dan fungsional. Sel sebagai unit struktural maksudnya adalah sel merupakan satuan terkecil penyusun tubuh organisme. Organisme multiseluler, tubuhnya dibangun oleh banyak sel yang diperoleh darin pembelahan mitosis berulang-ulang sebuah sel tunggal monoseluler yang disebut zigot. Zigot dihasilkan dari peleburan sel kelamin sel benih jantan dan betina. Karena dari sel kelamin dapat dihasilkan individu baru, sel dikatakan juga sebagai unit produksi. Masing-masing sel kelamin sel kelamin jantan dan sel kelamin betina membawa materi genetik genom sebagai penentu sifat karakter yang akan diwariskan kepada turunannya individu baru. Di dalam masing-masing sel penyusun tubuh makhluk hidup terselenggara semua aktivitas kehidupan, baik pada organisme uniseluler, organisme yang selnya bergabung membentuk koloni dan pada organisme uniseluler. Pada organisme uniseluler, seluruh aktivitas hidup dilaksanakan oleh sel tersebut. Pada organisme yang berbentuk koloni belum tampak diferensiasi fungsi yang jelas dari masing-masing sel penyusun koloninya. Sedangkan organisme multiseluler terdapat diferensiasi fungsi untuk menjalankan aktivitas kehidupan. Agar dapat melaksanakan seluruh aktivitas hidup, sel harus memiliki bagian-bagian utama, yaitu membran plasma, protoplasma cairan sel atau sitoplasma dengan seluruh organel-organel sel yang terdapat di dalamnya, dan nukleus yang mengandung materi genetik genom. 2. Reproduksi Sel a. Reproduksi Sel Reproduksi sel dapat diartikan sel memperbanyak diri, baik yang terjadi pada organisme tingkat sel uniseluler maupun yang terjadi pada sel-sel penyusun tubuh organisme multiseluler. Reproduksi sel dapat dibedakan atas amitosis, mitosis, dan meiosis. Amitosis adalah pembelahan langsung tanpa melalui tahapan. Pada amitosis, mula-mula nukleus membelah kemudian diikuti pembagian sitoplasma dari sel induk, dan dari satu sel induk bisa terbentuk dua sel baru atau lebih. Sedangkan mitosis adalah pembelahan sel melalui beberapa tahapan utama yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Mitosis ditujukan untuk memperbanyak sel, biasanya terjadi pada proses pertumbuhan individu dan perbaikan pengganti sel-sel tubuh yang rusak. Kemudian meiosis adalah pembelahan sel yang bersifat reduksi dari sel yang diploid menjadi sel haploid terjadi penurunan jumlah kromosom sel anak menjadi setengah jumlah kromosom sel induknya, dan dari satu sel induk menjadi empat sel anak. Meiosis terdiri dari dua tahap pembelahan yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I terdiri dari profase I yang terbagi lagi menjadi 5 fase yaitu leptonema, zygonema, pakhinema, diplonema, dan diakinesis. b. Reproduksi Makhluk Hidup Proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru keturunan dari jenisnya dinamakan reproduksi perkembangbiakan. Tujuan reproduksi adalah untuk mempertahankan kelestarian suatu spesies jenis makhluk hidup. Banyak cara reproduksi yang dilakukan oleh organisme. Cara-cara reproduksi tersebut dikelompokkan atas 1 reproduksi aseksual vegetatif, dan 2 reproduksi seksual generatif. Reproduksi aseksual adalah jenis reproduksi yang dilakukan oleh suatu organisme dengan melibatkan sel tubuh saja tanpa melibatkan sel kelamin. Pada hewan, perkembangbiakan seperti ini umumnya hanya dijumpai pada hewan rendah, misalnya paramaecium, amoeba, dan euglena dengan membelah diri; hydra dan ubur-ubur dengan bertunas; bintang laut dan planaria dengan fragmentasi. Pada tumbuhan reproduksi aseksual dilakukan oleh tumbuhan rendah sampai tumbuhan tinggi; misalnya membentuk spora pada algae dan lumut; tunas, umbi, rizoma pada tumbuhan tinggi. Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan makhluk hidup yang melibatkan sel kelamin gamet. Dengan demikian, yang dimaksud reproduksi seksual bukan hanya perkembangbiakan melalui perkawinan peleburan sel kelamin jantan dan betina saja, tetapi partenogenesis pun termasuk di dalamnya. Partenogenesis adalah reproduksi seksual dimana gamet betina ovum tumbuh menjadi embrio tanpa menyatu dengan gamet jantan sperma. Partenogenesis ini dijumpai pada lebah, semut, lalat buah, dan lain-lain. Konyugasi pun dimasukkan ahli ke dalam jenis reproduksi seksual. Selain reproduksi yang berlangsung secara alami, kita kenal pula ada reproduksi buatan, baik yang dilakukan secara in vivo maupun in vitro. Reproduksi buatan biasanya dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraannya. Misalnya reproduksi buatan yang dilakukan pada tumbuhan dan hewan ternak. 1 Reproduksi Alami pada Hewan Hewan dapat melakukan reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada hewan sedikit terjadi jika dibandingkan dengan tumbuhan, dan hanya terbatas pada hewan tingkat rendah, yaitu dengan cara pembelahan sel, pertunasan “budding”, dan fragmentasi. Pembelahan Terjadi pada hewan bersel satu Protozoa, misalnya amoeba, paramaecium, dan euglena. Pertunasan budding Terjadi pada Hydra sp, ubur-ubur, dan lain-lain. Keturunan baru berkembang dari tunas yang tumbuh pada tubuh induk. Pada beberapa spesies, misalnya ubur-ubur dan Hydra sp, tunas akan lepas dan dapat hidup bebas. Pada koral, tunas tetap terikat pada tubuh induk dan menyebabkan terjadinya koloni. Fragmentasi Terjadi pada beberapa jenis cacing misalnya planaria, bintang laut, ular, dan lain-lain. Pada beberapa jenis cacing, setelah tubuh mencapai ukuran normal dewasa, secara spontan cacing tersebut terbagi-bagi menjadi delapan atau sembilan bagian. Setiap bagian akan berkembang menjadi cacing dewasa dan proses ini terulang kembali. Reproduksi seksual merupakan cara reproduksi pada hampir semua hewan mulai hewan tingkat rendah sampai hewan tingkat tinggi. Reproduksi seksual melibatkan kelenjar kelamin gonad untuk menghasilkan gamet jantan sperma dan gamet betina ovum atau sel telur. Pada umumnya reproduksi seksual terjadi melalui penyatuan sperma dan ovum saat berlangsungnya pembuahan fertilisasi, walaupun pada partenogenesis ovum dapat berkembang menjadi individu baru tanpa fertilisasi. Sperma memiliki bentuk dan ukuran yang jauh berbeda dengan ovum sehingga disebut heterogamet. 2 Reproduksi Alami pada Tumbuhan Tumbuhan juga melakukan reproduksi aseksual dan seksual, sama halnya dengan hewan. Bedanya, pada tumbuhan, semua tingkatan mulai dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi mampu melakukan reproduksi aseksual maupun seksual. Pada tumbuhan, fertilisasi dan meiosis membagi kehidupan individu menjadi dua fase atau generasi, yaitu generasi gametofit mulai dengan spora yang dihasilkan saat meiosis. Spora ini haploid dan semua sel yang diturunkannya juga haploid. Diantara sel-sel yang dihasilkan generasi sporofit mulai dengan zigot yang diploid, semua sel yang berasal dari sini yang berkembang dengan cara mitosis juga diploid. Akhirnya sel-sel tertentu akan menjalani meiosis sehingga terbentuk spora-spora, pertanda dimulai kembali generasi gametofit. 3 Reproduksi Buatan Reproduksi buatan umumnya sengaja dilakukan oleh manusia untuk menunjang kesejaheraanya. Reproduksi buatan ini dapat dilakukan secara in vivo maupun in vitro. Reproduksi vegetatif buatan sangat banyak dilakukan manusia pada tumbuhan, misalnya memperbanyak tanaman dengan stek, cangkok, menyambung, menempel, dan lain-lain. Kesemua cara ini ditujukan agar tanaman berproduksi dalam waktu yang cepat dan kualitas baik. Pada hewan ternak, reproduksi buatan in vivo dilakukan dengan mempertemukan gamet jantan dan betina tetap dalam tubuh hewan betina, tetapi dengan metode kawin suntik. Pada proses ini, sperma dari hewan jantan yang kita inginkan ditransfer ke dalam saluran kelamin hewan betina yang sedang birahi dengan sejenis alat yang mempunyai jarum suntik, sehingga disebut kawin suntik. Pada reproduksi buatan in vitro yang sangat dikenal dengan bayi tabung pada manusia, reproduksi dilakukan dengan cara menyatukan gamet jantan dan gamet betina di luar tubuh hewan yang bersangkutan, yang biasanya digunakan cawan petri, karena itulah disebut in vitro yang secara harfiah artinya di dalam gelas cawan. Setelah terjadi pembuahan dalam cawan, embrio dibiarkan berkembang sampai stadium blastula, kemudian ditransfer ke dalam rongga uterus rahim ibu. Di dalam rahim itu embrio berkembang, berimplantasi, dan menjadi individu baru seperti pada kehamilan biasa. Teknik seperti ini sering disebut bayi tabung. C. Asal Mula Kehidupan Berikut in adalah beberapa teori tentang asal mula kehidupan di Bumi. 1. Teori Cosmozoa, menyatakan bahawa makhluk hidup datang di Bumi dari bagian lain alam semesta ini. Teori ini berdasarkan dua asumsi bahwa, 1 benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini dan 2 hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa ke Bumi. 2. Teori Pfluger, menyatakan bahwa Bumi berassal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen CN. Dari senyawa ini terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup. 3. Teori Moore, menyatakan bahwa dapat munncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorgonik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila keadaan kompleks ini tercapai akan muncullah hidup itu. 4. Teori Allen, menyatakan pada saat keadaan fisis Bumi ini seperti keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka Bumi akan mementuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup. Transendental, teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Mahakuasa di luar jangkauan sains. Jasin, 1997120-121. D. Proses Evolusi Kehidupan Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami perubahan kode genetik mutasi. Kode genetik yang paling sesuai dengan keadaan lingkungan akan mendapatkan peluang ang lebih besar untuk berkembang. Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu disebut dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak mampu beraptasi akan punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam natural selection. E. Keanekaragaman Makhluk Hidup 1. Penyebab Keanekaragaman Makhluk Hidup Menurut ahli, keanekaragaman makhluk hidup terbentuk dari proses evolusi. Saat Bumi terbentuk terjadi proses evolusi kimiawi. Proses kimiawi mengubah molekul-molekul organik yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama. Setelah waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi ini terus berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses evolusi, bermunculanlah beraneka ragam makhluk hidup. 2. Klasifikasi Makhluk Hidup Langkah pertama yang dilakukan untuk menngetahui ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku atau ciri-ciri lain dari makhluk hidup adalah identifikasi. Identifikasi yaitu menentukan nama ilmiah dan kelompok makhluk hidup sesuai dengan Kode Tatanama Internasional. Identifikasi merupakan langkah utama klasifikasi. Dengan klasifikasi keanekaragaman hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami dengan lebih mudah atau utuh. Klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system buatan artifisial, sistem alamiah, dan sistem filogenetik. Sistem buatan adalah pengelompokan makhluk hidup yang lebih banyak didasarkan pada ciri-ciri morfologi atau habitatnya, tetapi penggunaan ciri-ciri alami masih terbatas, sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan juga terbatas. Contoh 1 Klasifikasi oleh Aristoteles yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan habitat dan perawakannya menjadi 4 kelompok, yaitu; gulma atau liana, semak, perdu, dan pohon. 2 Klasifikasi oleh Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan menurut jumlah benang sari, yaitu monandrie 1 benang sari, diandrie 2 benang sari dan seterusnya. F. Persebaran dan Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup 1. Persebaran Makhluk Hidup Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persebaran organisme di muka bumi. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan, spesies-spesies berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Persebaran organisme di bumi dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sejarah geologi, dan penghambat fisik. a. Faktor Lingkungan Dua faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik daratan, perairan, dan lintang geografis dan biotik tumbuhan, hewan dan jasad renik mikroorganisme. b. Faktor Sejarah Geologi Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu, suatu spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring berjalannya waktu benua-benua mulai memisahkan diri. Spesies-spesies yang awalnya hidup dalam daratan yang sama kemudian terpisah. Spesies yang terpisah tersebut masing-masing mendapatkan lingkungan yang berbeda. Spesies yang terpisah tersebut mulai beradaptasi dan mengubah bentuk dan fungsi tubuhnya sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dengan demikian karena perubahan bentuk dan fungsi tubuhnya maka terbentuklah subspesies. c. Faktor Penghambat Fisik Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier isolasi geografi seperti daratan land barrier, perairan water barrier, dan penggentingan daratan isthmus. Contohnya adalah gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan. d. Persebaran Tumbuhan dan Hewan Garis lintang bumi lattude menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu tropis, subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi altitude juga menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda. Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis zoogeografis. Di bumi, daerah persebaran hewan zoogeografi dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan fauna, yaitu 1 Palearktik palearctic yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara sebelah Utara, 2 Nearktik nearctic yaitu Amerika Utara, 3 Neotropis neotropical yaitu Amerika Selatan bagian tengah, 4 Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan; 5 Etiopia ethiopian yaitu Afrika, dan 6 Australia australian meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya. 2. Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup Menurut suatu teori, organisme sekarang adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Evolusi kehidupan adalah suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ratusan sampai jutaan tahun. Teori tersebut menyebutkan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal dan organisme ini berasal dari agregasi molekul-molekul yang ada. Bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal itu tersebut menjadi makhluk hidup bersel banyak? Salah satu dugaan ini adalah yaitu Biosfer suatu dunia kehidupan di Bumi kita ini komponennya menjadi suatu subsistem. Maka sebagai suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energy yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut. Hukum Termodinamika I Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya. Contohnya Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, energi mekanis berubah menjadi energi panas. Hukum Termodinamika II Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian kearah yang paling tidak teratur. Berkaitan dengan hukum I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus energi. Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami sebagai suatu sistem. Kalau dibiarkan begitu saja maka organisme akan cendrung kearah kerusakan yang paling parah. Sebaliknya, organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya kemampuan pelestarian diri, sedangkan kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi. Perkembangan lain, yaitu adanya suatu kerjasama antara organisme, sehingga akan membentuk kalori. Dengan alasan yang sama pula terjadi gejala perkembangan menuju kearah pembentukan organisme bersel banyak. Kemudian berkembanglah apa yang dinamakan organisme bersel banyak seperti halnya organisme uniselluler, organisme multiselluler ini berkembang menjadi beraneka ragam organisasi lainnya. Kesimpulan Biosfer adalah zona tipis di Bumi dan di atas permukaan Bumi yang tebalnya tidak lebih dari 20 km. Saat ini Bumi merupakan satu-satunya tempat di alam dunia yang diketahui terdapat kehidupan dan tempat makhluk hidup melakukan aktivitas hidupnya. Makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya, yang terdiri dari lingkungan tak hidup abiotik dan lingkungan hidup biotik. asal mula kehidupan di Bumi. Teori Transendental, teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Mahakuasa di luar jangkauan sains. Jasin, 1997120-121. Penyebab Keanekaragaman Makhluk ahli, keanekaragaman makhluk hidup terbentuk dari proses evolusi Saat Bumi terbentuk terjadi proses evolusi kimiawi. Persebaran Makhluk Hidup, Persebaran organisme di bumi dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sejarah geologi, dan penghambat fisik. Daftar Pustaka Maskoeri. 1997. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta RajaGrafindo. Hari. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta Rineka Cipta. MK IAD UNP. 2007. Handout Ilmu Kealaman Dasar. Padang UPT MKU UNP.Penyebabkeanekaragaman makhluk hidup terjadi oleh adanya mekanisme evolusi. Evolusi merupakan Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami perubahan kode genetik (mutasi). Penjelasan: Berdasarkan Sifat Biokimia dan Persebarannya. Sistem Dua Kingdom: Dalam 0% found this document useful 0 votes4 views16 pagesOriginal TitleKeanekaragaman makhluk hidup dan persebarannyaCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes4 views16 pagesKeanekaragaman Makhluk Hidup Dan PersebarannyaOriginal TitleKeanekaragaman makhluk hidup dan persebarannyaJump to Page You are on page 1of 16 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 14 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Menggolongkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimilki 3. Mendeskripsikan makhluk hidup untuk membedakan antara jenis yang satu dengan jenis yang lain 4. Memberi nama makhluk hidup. B. Kompetensi Dasar KD 3.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati. C. Tujuan Akhir 1.
Disusun Oleh Kelompok 7 1. ADELLA MAIRA AMELIA 1910130220014 2. RAUDAH 3. HAYATUNNISA 1910130220009 PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa ilmu, pengetahuan, dan kesempatan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah ilmu dan pengetahuan mata kuliah ilmu alamiah dasar pokok bahasan Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya dan saran perbaikan sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik, rapi, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Jawab: Karena prokariot dapat hidup di berbagai tempat dan sangat mudah. berkembang biak dan sangat berperan dalam merombak bahan-bahan dari. organisme yang sudah mati dan mengembalikan unsur kimia ke lingkungan. sehingga dapat di serap kembali oleh akar tumbuhan.
KATA PENGANTAR. fSyukur Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah Allah akhirnya penulis dapat. menyelesaikan makalah ini dengan judul “Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Upaya. Pelestariannya”. Shalawat dan salam penulis mohonkan kepada Allah untuk nabi. Muhammad SAW, yang telah membawa pembaharuan di tengah-tengah kebodohan. Manusia dan hewan bernapas menghirup oksigen dan mengeluarkan gas karbon dioksida, dan sebaliknya tumbuhan menyerap karbondioskida dan membuang oksigen ke udara. C. Air Air merupakan sumber utama kehidupan, karena tanpa adanya air makhluk hidup tidak akan bisa hidup. .